Aku ?
memang sebenarnya terlihat sama seperti kawan-kawanku kebanyakan. Ya, kami
sama-sama dari keluarga tidak mampu :’) mencoba meraih peruntungan dengan
bersekolah. Bedanya? Mimpiku terlalu besar . aku ingin kuliah di luar negeri,
aku ingin membawa orang tuaku ke Baitullah, aku ingin ini ingin itu banyak
sekali . sedangkan mereka ? untuk bermimpi saja mereka enggan , jangan untuk
bermimpi yang terlalu besar, untuk bermimpi tentang hari esok saja mereka tak
berani !
Tapi, aku
tak mau seperti mereka, ku gantungkan mimpiku di langit tertinggi, jika andai
nanti aku tak bisa meraihnya paling” mimpiku tersangkut di menara eiffel !
cemoohan acapkali menyapaku, bukan hanya dari kawan-kawanku. Bahkan itu berasal
dr ibuku sendiri, ya dari ibuku sendiri. Memang tak pernah terucap dari mulut
beliau, namun sorot matanya seakan ingin berkata “kalau mimpi jangan tinggi
tinggi, nanti aklo jatuh sakit” hahaha . berulang kali aku mendapat cemoohan
seperti itu dari kawan”ku J aku? tak menanggapinya . lihat saja hasil akhirnya .
aku harus Sukses ! aku harus menjadi manusia ! aku harus harus harus sama
seperti anak para pejabat tinggi di negeri (yangkatanya) makmur ini.
Kenapa ? karna aku menolak
perlakuan nasib pada keluargaku ! aku menolok perlakuan nasib pada ku! Aku
harus memutus rantai ini. cukup aku, ibuku dan para pendahuluku yang merasakan
pahit getirnya kehidupan ini. tapi tidak untuk anak cucuku.
Aku selalu
iri kala melihat orang orang yang Allah panggil menuju Baitullah, aku cemburu
saat melihat dermawan memberangkatkan orang lain ke Baitullah. Aku cemburu,
benar benar cemburu. Selama ini yang bisa aku lakukan hanya membagi sedikit
rezekiku pada orang yang lebih sulit drpdku . itupun dengan konsekuensi aku tak
bisa jajan selama beberapa hari sampai Allah menggantinya :’) .
Benar kata
orang meraih mimpi itu tak semudah mebalikkan telapak tangan. Aku beruang kali
harus terjatuh dan terjerembab dalam jurang :’) lagi dan lagi air mata itu
mengalir menyiram pipiku yang kian mengering ini. berkali kali aku hampir
menyerah, ingin ku kubur saja semua angan itu bersama jasad ini , tapi tidak !
aku tak mau mengalah pada nasib. Nasib yang harusnya mengalah padaku . (to be
continued)
0 komentar:
Posting Komentar