Selasa, 02 April 2013

aku dan Mimpiku :')


            Aku ? memang sebenarnya terlihat sama seperti kawan-kawanku kebanyakan. Ya, kami sama-sama dari keluarga tidak mampu :’) mencoba meraih peruntungan dengan bersekolah. Bedanya? Mimpiku terlalu besar . aku ingin kuliah di luar negeri, aku ingin membawa orang tuaku ke Baitullah, aku ingin ini ingin itu banyak sekali . sedangkan mereka ? untuk bermimpi saja mereka enggan , jangan untuk bermimpi yang terlalu besar, untuk bermimpi tentang hari esok saja mereka tak berani !

            Tapi, aku tak mau seperti mereka, ku gantungkan mimpiku di langit tertinggi, jika andai nanti aku tak bisa meraihnya paling” mimpiku tersangkut di menara eiffel ! cemoohan acapkali menyapaku, bukan hanya dari kawan-kawanku. Bahkan itu berasal dr ibuku sendiri, ya dari ibuku sendiri. Memang tak pernah terucap dari mulut beliau, namun sorot matanya seakan ingin berkata “kalau mimpi jangan tinggi tinggi, nanti aklo jatuh sakit” hahaha . berulang kali aku mendapat cemoohan seperti itu dari kawan”ku J aku? tak menanggapinya . lihat saja hasil akhirnya . aku harus Sukses ! aku harus menjadi manusia ! aku harus harus harus sama seperti anak para pejabat tinggi di negeri (yangkatanya) makmur ini.
Kenapa ? karna aku menolak perlakuan nasib pada keluargaku ! aku menolok perlakuan nasib pada ku! Aku harus memutus rantai ini. cukup aku, ibuku dan para pendahuluku yang merasakan pahit getirnya kehidupan ini. tapi tidak untuk anak cucuku.
            Aku selalu iri kala melihat orang orang yang Allah panggil menuju Baitullah, aku cemburu saat melihat dermawan memberangkatkan orang lain ke Baitullah. Aku cemburu, benar benar cemburu. Selama ini yang bisa aku lakukan hanya membagi sedikit rezekiku pada orang yang lebih sulit drpdku . itupun dengan konsekuensi aku tak bisa jajan selama beberapa hari sampai Allah menggantinya :’) .
            Benar kata orang meraih mimpi itu tak semudah mebalikkan telapak tangan. Aku beruang kali harus terjatuh dan terjerembab dalam jurang :’) lagi dan lagi air mata itu mengalir menyiram pipiku yang kian mengering ini. berkali kali aku hampir menyerah, ingin ku kubur saja semua angan itu bersama jasad ini , tapi tidak ! aku tak mau mengalah pada nasib. Nasib yang harusnya mengalah padaku . (to be continued)

0 komentar:

Posting Komentar

 

This Template Was Found On Elfrida Chania's Blog. Copyrights 2011.